Minggu, 29 Maret 2009

TUHAN ITU ADA

>
>
>
> Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk
> memotong rambut dan merapikan brewoknya.
>
> Si tukang cukur mulai memotong ram but konsumennya dan
> mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.
>
> Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik
> pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang
> Tuhan.
>
> Si tukang cukur bilang,"Saya tidak percaya Tuhan itu
> ada"..
>
> "Kenapa kamu berkata begitu ???" timpal si
> konsumen.
>
> "Begini, coba Anda perhatikan di depan sana , di
> jalanan... untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada.
> Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada,
> Adakah yang sakit??,
> Adakah anak terlantar??
> Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan.
> Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang
> akan membiarkan ini semua terjadi."
>
> Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak
> merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat.
>
> Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen
> pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.
>
> Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia
> melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang,
> berombak kasar (mlungker-mlungker- istilah jawa-nya), kotor
> dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan
> tidak terawat.
>
> Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata,
> "Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR."
>
> Si tukang cukur tidak terima," Kamu kok bisa bilang
> begitu ??".
> "Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya
> mencukurmu!"
>
> "Tidak!" elak si konsumen.
> "Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak
> akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan
> seperti orang yang di luar sana ", si konsumen
> menambahkan.
>
> "Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!", sanggah
> si tukang cukur.
> " Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri,
> kenapa mereka tidak datang ke saya", jawab si tukang
> cukur membela diri.
>
> "Cocok!" kata si konsumen menyetujui.
> "Itulah point utama-nya!.
> Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA !
> Tapi apa yang terjadi.... orang-orang TIDAK MAU DATANG
> kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA.
> Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di
> dunia ini."
>
> Si tukang cukur terbengong !!!

1 komentar:

  1. GUGAT PUTUSAN SESAT HAKIM BEJAT

    Putusan PN. Jkt. Pst No.Put.G/2000/PN.Jkt.Pst membatalkan Klausula Baku yang digunakan Pelaku Usaha. Putusan ini telah dijadikan yurisprudensi.
    Sebaliknya, putusan PN Surakarta No.13/Pdt.G/2006/PN.Ska justru menggunakan Klausula Baku untuk menolak gugatan. Padahal di samping tidak memiliki Seritifikat Jaminan Fidusia, Pelaku Usaha/Tergugat (PT. Tunas Financindo Sarana) terindikasi melakukan suap di Polda Jateng.
    Ajaib. Di zaman terbuka ini masih ada saja hakim yang berlagak 'bodoh', lalu seenaknya membodohi dan menyesatkan masyarakat, sambil berlindung di bawah 'dokumen dan rahasia negara'.
    Statemen "Hukum negara Indonesia berdiri diatas pondasi suap" (KAI) dan "Ratusan rekening liar terbanyak dimiliki oknum-oknum MA" (KPK); adalah bukti nyata moral sebagian hakim negara ini sudah terlampau sesat dan bejat. Dan nekatnya hakim bejat ini menyesatkan masyarakat konsumen Indonesia ini tentu berasarkan asumsi bahwa masyarakat akan "trimo" terhadap putusan tersebut.
    Keadaan ini tentu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Masyarakat konsumen yang sangat dirugikan mestinya berhak mengajukan "Perlawanan Pihak Ketiga" dan menelanjangi kebusukan peradilan ini.
    Siapa yang akan mulai??

    David
    HP. (0274)9345675

    BalasHapus

TRAVELAHOLIC'S BLOG